31811-fatin menerbitkan ZIKIR HARIAN IMAM AL-GHAZALI EDISI 1 pada 2021-09-14. Baca versi flipbook dari ZIKIR HARIAN IMAM AL-GHAZALI EDISI 1. Muat turun halaman 1-8 di AnyFlip.
ImamGhazali adalah seorang filsuf Islam yang namanya sudah sangat dikenal. Ia memiliki bacaan dzikir yang biasa diamalkan sesudah sholat, bahkan dalam waktu kapan pun. Iman Al Ghazali dalam karyanya yaitu 'Bidayatul Hidayah' merekomendasikan beberapa bacaan dzikir yang dapat diamalkan sehari-hari. Berikut enam di antaranya:
Ada yang mengamalkan dzikir seadanya, setelah shalat saja, hingga ada yang di setiap embusan nafasnya dihiasi dengan asma` Allah SWT. Imam Al-Ghazali, dalam karyanya, Bidâyatul Hidâyah merekomendasikan kita beberapa wiridan yang dapat kita amalkan. Ia menyebutkan:
DownloadDzikir & Wirid (Imam Al-Ghazali) apk 1.4.0 for Android. Amalan Dhikr & Wirid (Imam Al-Ghazali) are equipped with digital prayer beads
Artinya "Tiada tuhan selain Allah, Yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, Dia maha hidup tidak mati, kebaikan ada di kekuasaan-Nya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." Dzikir Imam Al-Ghazali Kedua لَا إله إلَّا الله المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْن
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Jika ikan diibaratkan sebagai manusia, maka dzikir adalah airnya. Tanpa dzikir, manusia tak akan bisa hidup dengan baik, bahkan mati. Persis seperti matinya ikan jika tidak berada di dalam habitat air. Maka, kebutuhan manusia terhadap dzikir, sejatinya jauh lebih agung dari kebutuhan manusia kepada makan dan minum yang batas dominannya hanya kebutuhan fisik. Sayangnya, banyak yang lalai dan tak menyadari hal ini dengan baik. Imam al-Ghazali sang Hujjatul Islam yang menulis Ihya’ Ulumuddin nan monumental itu, membagi dzikir menjadi empat tingkatan. Masing-masing tingkatan memiliki ciri khas dan dihuni oleh orang dengan kualitas dzikir yang berbeda. Tingkatan Shiddiqin Mereka adalah kaum beriman yang tenggelam dalam ingatannya kepada Allah Ta’ala. Yang ada di pikiran dan hatinya hanyalah Allah Ta’ala. Maka, ia bebas dari jeratan dunia, nafsu, dan syahwat yang membinasakan. Mereka hanya membutuhkan dunia untuk sesuatu yang benar-benar darurat dan sesuai kebutuhannya, tidak berlebih-lebihan. “Tidak akan sampai pada tingkatan ini,” tutur Imam al-Ghazali, “kecuali setelah seseorang menempuh riyadhah dan kesabaran dalam menjauhi hawa nafsu dalam waktu yang teramat lama.” Tingkatan Haalikin Mereka adalah orang-orang yang binasa. Mereka ditenggelamkan oleh kebutuhan dan segala hal terkait duniawi. Yang ada dipikirannya adalah dunia, harta, tahta, wanita, dan perhiasan nan melenakkan lainnya. Alhasil, “Tak ada lagi kesempatan mengingat Allah Ta’ala, kecuali bisikan yang melintas di pikirannya.” Jika pun mereka melakukan dzikir dengan lisan, lanjut Imam al-Ghazali, “Ianya tidak dihayati oleh hati.” Cenderung pada Agama Kelompok ini memiliki kecenderungan yang sama; antara ingat kepada dunia dan akhirat terkait agama. Hanya saja, ingatan mereka kepada agama lebih sering mendominasi. Dan karenanya, porsi dunia pun lebih sedikit, tetapi tetap ada. Kelak, menurut Imam al-Ghazali, “Mereka akan diselamatkan, tetapi tergantung pada seberapa besar dan seringnya mereka dalam mengingat Allah Ta’ala.” Cenderung pada Dunia Inilah kebalikan dari golongan ketiga. Mereka memikirkan dunia dan agama. Tetapi dunia lebih memenuhi pikiran dan hatinya. Alhasil, dzikir kepada Allah Ta’ala pun tersingkirkan. Meski tidak hilang seutuhnya. Sebab itulah, “Mereka akan tinggal di dalam neraka dalam waktu yang sangat lama.” Meskipun kelak, entah kapan, akan dikeluarkan dari neraka karena mereka masih mengingat Allah Ta’ala dalam beberapa masa hidupnya. Tentu, kita berharap agar Allah Ta’ala kurniakan kekuatan sehingga kita layak menghuni tingkatan shiddiqin. Meski, kita memahami bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang mudah digapai. Allah… Allah… Allah… [Pirman/Kisahikmah]
dzikir imam al ghazali