61Ir. Bagus Putu Udiyana, MP Denpasar 2614058 62 Ir. I Made Suryana, M.Si Denpasar 2614059 63 Ir. Ni Luh Pastini, M.Agb Denpasar 2614060 64 Ir. Cening Kardi, MMA Denpasar 2614061 65 Dr. Ir. I Made Sukerta, M.Si Denpasar 2614062 66 Ir. I Wayan Cipta, MM Denpasar 2614063 67 Dr.Ir. Nyoman Utari Vipriyanti, M.Si Denpasar 2614064 JUDULSS3 CYDEX ALL - Free download as Excel Spreadsheet (.xls), PDF File (.pdf), Text File (.txt) or read online for free. dr ida bagus putu putrawan, dr. putu junara putra, sp.a 197205152009122001 ni made martini 197204252009121001 i wayan sudiasa 197203272009121001 dr. bagus ari pradyana dwi sutanegara, sp.jp asep suryana 197508052009121005 dr. jefferson, sp.an 197508032009122001 siti nuriah 197506182009121002 DASARDASAR PRAGMATIK-DR. I. PUTU DEWA WIJANA di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. ContactUs. Faculty of Medicine, Udayana University. Jl. P.B. Sudirman, Sudirman Campus Denpasar. Phone: 0361222510. Email: infofk@unud.ac.id Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Tangkapan layar webinar series yang digelar Perhimpunan Osteoporosis Indonesia PEROSI Cabang Bali, dalam rangka hari Osteoporosis Sedunia 2021 dengan tema "Take Action For Bone Health", Minggu 31/10. BP/IstimewaDENPASAR, – Indonesia sebagai negara yang kaya raya, mempunyai sumber vitamin D yang banyak. Bahkan sumber kalsium vitamin D juga banyak ditemukan dalam jika dibandingkan dengan negara lainnya, Indonesia tercatat sebagai negara yang konsumsi kalsiumnya yang kurang dari 400 mg per hari sesuai data di International Osteoporosis Foundation IOF. Untuk itulah, menurut Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia Perosi, dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR., ini menjadi tugas dari Perosi untuk lebih mengedukasi masyarakat, terutama pasien, untuk lebih mengonsumsi kalsium dan vitamin D.“Untuk membuktikan bahwa negara kita yang kaya-raya akan sumber kalsium vitamin D ini, kita harus menyarankan pasien atau masyarakat mengkonsumsi yang cukup,” katanya saat membuka webinar series yang digelar Perhimpunan Osteoporosis Indonesia PEROSI Cabang Bali, dalam rangka hari Osteoporosis Sedunia 2021 dengan tema “Take Action For Bone Health,” Minggu 31/10.Selain mengonsumsi kalsium vitamin D yang cukup, mengedukasi masyarakat dalam berbagai kegiatan juga sangat penting untuk lebih mengenal osteoporosis. Pihaknya juga menekankan terkait pengobatan osteoporosis yang dilakukan saat ini, sudah sangat maju sekali. “Jadi dengan pengobatan yang ada sekarang, kita bisa menekan risiko sampai 80% dengan pengobatan yang benar,” demikian, pihaknya menyebutkan, sebagai profesi medis di Indonesia, ternyata juga belum maksimal berbuat, selain karena keterbatasan obat, keterbatasan jangkauan pelayanan nasional. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan ke pemerintah, baik itu ke Kemenkes atau pengelola JKN untuk bisa memberikan dukungan yang lebih optimal.“Ini tugas utama dari Perosi termasuk di cabang. Oleh karena itulah, salah satu kegiatan seperti webinar ini, webinar medis yang bukan sekedar webinar, tapi kita meningkatkan kewaspadaan kita semua, sebagai profesi maupun masyarakat umum terhadap osteoporosis, dan yang penting adalah kita harus bertindak tidak hanya berwacana saja,” itulah, kita harus bertindak segera, tidak hanya dalam teori, tidak dalam acara ilmiah, tapi bertindak sesuai dengan bidang masing-masing. sesuai dengan bidangnya. Terutama bagaimana meningkatkan suasana pandemi, kita juga harus bertindak, karen problem di osteoporosis masih banyak sekali. “Kita mempunyai masyarakat yang populasinya besar, banyak yang mengklaim pasien osteoporosis banyak. Namun sayang, kita tidak mempunyai data untuk itu, berapa banyak pasien, bagaimana profil pasien kita. Ini tugas kita untuk membuat data yang sederhana untuk kita bergerak maju kedepan,” Osteoporosis Indonesia PEROSI Cabang Bali menyelenggarakan webinar series dalam rangka hari Osteoporosis Sedunia 2021 dengan tema “Take Action For Bone Health”. Webinar pertama, digelar Minggu 31/10 dengan menghadirkan 3 pembicara, yakni Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia Perosi, dr Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, dengan membawakan materi overview osteoporosis, dr. I Ketut Suyasa, SpB., SpOTK dengan membawakan materi faktor resiko dan diagnosis osteoporosis, dan pembicara ketiga dr. Gede Kambayana SpPD-KR dengan materi peranan bisphosphonate pada penatalaksanaan osteoporosis. Yudi Karnaedi/Balipost 1. Clinical Remission of Rheumatoid Arthritis in a Multicenter Real-World Study in Asia-Pacific Region Number of pages 25 Posted 29 Mar 2021 Xing Sun, Ru Li, Yueming Cai, Adeeba Al-Herz, Manjari Lahiri, Minhaj Rahim Choudhury, Rudy Hidayat, Bagus Putu Putra Suryana, Yuko Kaneko, Keishi Fujio, Nguyen Van Hung, Sapan Pandya, Leong Khai Pang, Wanruchada Katchamart, Keshav Raj Sigdel, Buddhi Paudyal, Pongthorn Narongroeknawin, Parawee Chevaisrakul, Feng Sun, Yu Lu, Carmen Ho, Swan Sim Yeap, Zhanguo Li and APLAR RA SIG Group Peking University People's Hospital - Department of Rheumatology and Immunology, Peking University People's Hospital - Department of Rheumatology and Immunology, Peking University Shenzhen Hospital - Department of Rheumatology and Immunology, Al-Amiri Hospital - Rheumatology Unit, National University of Singapore NUS - Department of Medicine, Bangabandhu Sheikh Mujib Medical University - Department of Rheumatology, University of Indonesia UI, Faculty of Medicine, Cipto Mangunkusumo National Hospital, Department of Internal Medicine, Brawijaya University - Saiful Anwar Hospital, Rheumatology Division, Keio University - Division of Rheumatology, University of Tokyo Graduate School of Medicine - Department of Allergy and Rheumatology, Bach Mai Hospital - Department of Rheumatology, Vedanta Institute of Medical Sciences and VS Hospital, Tan Tock Seng Hospital - Department of Rheumatology, Allergy and Immunology, Mahidol University - Division of Rheumatology, Patan Academy of Health Sciences - Department of Internal Medicine, Patan Academy of Health Sciences - Department of Internal Medicine, Phramongkutklao College of Medicine - Division of Rheumatology, Mahidol University - Ramathibodi Hospital, Division of Allergy, Immumology, and Rheumatology, Peking University - Department of Epidemiology and Biostatistics, Harvard University - Department of Biostatistics, The University of Hong Kong - Division of Rheumatology, Subang Jaya Medical Centre - Department of Medicine, Peking University People’s Hospital - Department of Rheumatology and Immunology and Independent Downloads 34 709,583 penderita osteoporosis jauh lebih banyak dari diabetesJakarta ANTARA - Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia Perosi dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR mengatakan masa pandemi COVID-19 berpengaruh pada meningkatnya jumlah penderita osteoporosis atau keropos tulang. "Penderita patah tulang dan osteoporosis meningkat setelah pandemi dua tahun ini," kata dr. Bagus Putu Putra Suryana dalam seminar virtual bertajuk "Ayo Tingkatkan Kesehatan Tulang, Cegah Osteoporosis" di Jakarta, Kamis. Hal tersebut karena selama pandemi, mobilitas orang cenderung berkurang, makan tidak terkontrol, dan kurang menjaga kesehatan tulang. "Hati-hati selama COVID-19 ini, mobilitas kita kurang, makanan kita tidak terkontrol dengan baik, perhatian kita cemas terhadap COVID-19 saja, lupa kalau ada osteoporosis," katanya. Baca juga Dokter sebut anak-anak juga bisa alami osteoporosisBaca juga Perosi Osteoporosis lebih banyak terjadi dibanding penyakit lainnya Ia mengimbau masyarakat agar menjaga kesehatan tulang sejak dini dengan mengkonsumsi susu dan vitamin D. Makanan seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan dapat dikonsumsi sejak muda untuk memperkuat tulang. Selain itu mengkonsumsi susu dan berjemur di pagi hari juga penting bagi kesehatan tulang. Dengan menjaga tulang sejak usia muda, kata Bagus, pertumbuhan tulang diharapkan menjadi maksimal sehingga mencapai puncak massa tulang yang tinggi. Dengan demikian, individu tersebut memiliki 'tabungan' tulang ketika usianya tua. "Dia tidak mengalami penurunan massa tulang yang berat," katanya. Baca juga Osteoporosis juga ciptakan beban sosial Baca juga "Menabung tulang" sejak dini cegah osteoporosis Ia mengungkap, jumlah penderita osteoporosis lebih banyak dibandingkan dengan penyakit tidak menular lainnya. "Penderita osteoporosis jauh lebih banyak dari diabetes, jauh lebih banyak dari hipertensi, jauh lebih banyak dari penyakit kanker," kata dia. Ia menyebut 30 persen perempuan yang usianya di atas 50 tahun, mengalami osteoporosis, sedangkan 20 persen laki-laki dengan usia di atas 50 tahun menderita penyakit ini. Namun, orang sering tidak menyadari adanya osteoporosis karena penyakit ini tidak bergejala dan tidak menimbulkan nyeri sehingga penyakit ini disebut silent disease. Baca juga Gaya hidup aktif bisa cegah osteoporosis Pewarta Anita Permata DewiEditor Budhi Santoso COPYRIGHT © ANTARA 2022 0% found this document useful 0 votes24 views49 pagesDescriptionDr. Bagus Putu p Suryana - US in Rherumatism_144. Bagus Putu p Suryana - Us in RherumatismOriginal TitleDr. Bagus Putu p Suryana - US in Rherumatism_144. Bagus Putu p Suryana - Us in RherumatismCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes24 views49 pagesDr. Bagus Putu P Suryana - US in Rherumatism - 144. Bagus Putu P Suryana - Us in RherumatismOriginal TitleDr. Bagus Putu p Suryana - US in Rherumatism_144. Bagus Putu p Suryana - Us in RherumatismDescriptionDr. Bagus Putu p Suryana - US in Rherumatism_144. Bagus Putu p Suryana - Us in RherumatismFull description You're Reading a Free Preview Pages 8 to 13 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 17 to 20 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 24 to 45 are not shown in this preview.

dr bagus putu putra suryana